Pendekatan yang digunakan oleh AI untuk melaksanakan pengembangan organisasi sangat berbeda dengan pendekatan yang sifatnya Problem Solving. Perbedaan itu dapat dilihat dengan lebih jelas bila digambarkan dalam bentuk bagan seperti yang dilukiskan di bawah ini:
Gambar 05. Problem Solving dan Appreciative Inquiry
Dikutip dari: A Positive Revolution In Change (1999)
Dapat disebutkan disini bahwa pendekatan problem solving memandang organisasi pada masalah dan penyebabnya kemudian mencari solusinya. Sedangkan AI melihat pada apa yang pernah ada, kemudian apa yang mungkin, apa yang harus dan apa yang dapat dikembangkan. Dengan demikian bila kita menggunakan pendekatan yang berbasis AI maka yang terjadi adalah perubahan paradima berpikir pada seluruh peserta, dari penyelesaian masalah menjadi pengembangan potensi. Penerapan AI dalam perubahan organisasi berpegang pada 5 (lima) prinsip dasar, yaitu:
- Prinsip Constructionist: Pengetahuan tentang organisasi dan nasib organisasi tersebut saling terkait. Bagaimana pandangan kita tentang organisasi akan menentukan bagaimana sikap kita dan pendekatan kita dalam perubahan organisasi. AI menganggap penting percakapan sebagai bagian dari organisasi. Percakapan bukan sekedar cermin yang merefleksikan realitas, akan tetapi suatu yang dikonstruksikan dan mengkonstruksi realitas para anggota organisasi. Oleh karena itu, salah satu cara mengubah budaya organisasi adalah dengan mengubah percakapan yang dilakukan anggota organisasi.
- Prinsip Simultan: Prinsip ini menyatakan bahwa penyelidikan (inquiry) dan perubahan bukanlah kejadian yang terpisah, tetapi terjadi secara simultan. Penyelidikan adalah intervensi. Awal dari perubahan adalah ketika orang mulai berpikir dan berbicara, ketika orang menemukan dan belajar, dan ketika adanya dialog dan menginspirasi bayangan masa depan.
- Prinsip Antisipasi: Sumber daya tak terbatas yang dimiliki manusia untuk menimbulkan perubahan organisasi adalah imajinasi dan percakapan mengenai masa depan. Seperti sebuah film yang tersorot ke layar, manusia sebagai sistem selalu memproyeksikan suatu pengharapan di masa depan ke layar masa kini. Citra masa depan seseorang yang positif tentang organisasinya akan mengarahkan perilaku orang tersebut menjadi positif juga.
- Prinsip Poetic: Suatu organisasi seperti sebuah buku yang terbuka. Masa lalu, kini dan masa depan adalah sumber pembelajaran, inspirasi dengan interpretasi yang tidak berakhir, sebagaimana interpretasi yang tak ada akhirnya dari sebuah puisi yang indah.
Prinsip Positif: Upaya membangun dan menjaga momentum perubahan membutuhkan sejumlah besar perasaan positif dan ikatan sosial seperti harapan, inspirasi, antusias, perhatian, persahabatan, dan kesenangan dalam menciptakan sesuatu yang bermakna secara bersama. Pengalaman menunjukkan bahwa semakin positif pertanyaan yang diajukan dalam suatu perubahan maka semakin berhasil dan semakin panjang upaya perubahan yang dapat dilakukan. Semua itu tidak dapat terjadi apabila individu melakukan usaha yang berangkat dari cara pandang penyelesaian masalah. (Watkins dan Mohr, 2001 dan www.taosinstitute.net/ manuscripts/ rev